Mengenali Tanda-Tanda Dehidrasi saat Berlari

Perlu diingat, dehidrasi bukan hanya soal merasa haus. Karenanya, penting untuk mengetahui tanda-tanda lain yang mungkin muncul. Pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, Dr. Indra, menekankan bahwa "kelelahan, sakit kepala, dan urin berwarna gelap adalah tanda-tanda dehidrasi lainnya." Begitu juga dengan kekeringan mulut, pusing, dan penurunan performa saat berlari. Dalam iklim tropis seperti Indonesia, risiko dehidrasi saat berlari menjadi lebih tinggi khususnya ketika suhu dan kelembaban udara meningkat.

Berlarilah dengan bijak, dan perhatikan tanda-tanda tubuh Anda. Mengenali tanda-tanda ini merupakan langkah awal yang penting dalam menghindari dehidrasi.

Langkah-langkah Pencegahan Dehidrasi pada Lari di Iklim Indonesia

Pertama dan yang paling penting, minumlah cukup air. Sebagai atlet lari, Anda harus minum setidaknya 2-3 liter air per hari. Menurut Dr. Indra, "Air biasa sudah cukup, tapi jika Anda berlari dalam jarak jauh atau dalam waktu lama, konsumsi minuman isotonik bisa menjadi pilihan yang bagus."

Selanjutnya, hindari berlari pada saat hari terpanas. Di negara tropis seperti Indonesia, suhu bisa mencapai 30 derajat Celsius atau lebih di siang hari. Untuk menghindari dehidrasi, sebaiknya berlarilah saat suhu lebih sejuk, seperti pagi atau sore hari.

Selain itu, kenakan pakaian yang tepat. Pakai pakaian berbahan ringan dan yang menyerap keringat. Topi juga dapat membantu melindungi kepala dari sinar matahari langsung.

Terakhir, jangan lupa untuk selalu melakukan pemanasan dan pendinginan. Menurut Dr. Indra, "Pemanasan dan pendinginan sangat penting untuk menghindari cedera dan dehidrasi. Pemanasan membantu meningkatkan aliran darah ke otot, sementara pendinginan membantu tubuh untuk pulih dan rehidrasi."

Jadi, itu dia! Dengan mengenali tanda-tanda dehidrasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat berlari dengan aman dan nyaman di iklim tropis Indonesia. Selamat berlari!